Monday, July 23, 2007

Haruskah seorang muslimah menutup auratnya... ??


Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Banyak sekali dari umat Islam yang belum memahami kewajiban memakai jilbab untuk menutupi auratnya Kita tidak bisa menyalahkan mereka begitu saja, sebab itu mungkin keterbatasan pemahaman mereka terhadap ajaran agama, atau mungkin kondisi lingkungan dan pendidikan yang mempengaruhinya. Jalan yang terbaik adalah memberi mereka pengertian dan menyadarkan mereka bahwa memakai jilbab merupakan salah satu ajaran agama Islam. Tentu tidak harus dengan cara berkonfrontasi atau bertengkar mulut, apalagi bila yang menghalangi adalah orang tua, pasti mereka mempunyai alasan yang sifatnya duniawi. Jelaskanlah secara halus melalui dialog bahwa memakai jilbab semata demi menjalankan perintah agama.


Dan yang lebih penting lagi buktikan dengan berkonsisten memakai jilbab dan dengan sikap yang lebih baik dari sebelum memakai jilbab, insya Allah dengan cara begitu orang tua akan semakin sayang :love: Tidak usah takut merasa mendurhakai orang tua dengan memakai jilbab, yaitu dengan menyampaikan pengertian bahwa itulah prinsip yang Saudari yakini dan amalkan dari agama. Memakai jilbab tidak harus menunggu pinter ilmu agama atau nunggu diizinkan. Demikian juga memakai jilbab sama sekali tidak mengurangi peluang mencari kerja atau aktifitas lainnya. Rizqi dan karier kita tidak karena pakaian kita, tapi lebih karena kemampuan dan keuletan kita mengejar dan mencarinya.


Ini bisa dilihat di semua lapangan pekerjaan yang baik dan terhormat, pasti saudari akan melihat saudari-saudari kita yang cantik-cantik mengenakan jilbab bekerja di sana, mereka bangga dengan busana muslimah mereka. Pernyataan bahwa kalau mau jilbab harus bagus dulu agamanya lahir batin adalah pernyataan yang sesat dan keliru. Sebab kewajiban berjilbab itu otomatis sudah berjalan pada saat seorang wanita mendapat haidh pertamanya, yaitu sejak masuk kondisi akil baligh. Bila harus membaguskan dulu agamanya lahir dan batin, sampai kapankah batasannya? Padahal begitu memulai hari pertama usia balighnya, seorang wanita langsung mulai dicatat semua kesalahan dan dosanya. Dan karean menutup aurat itu hukumnya wajib secara mutlak, maka setiap hari dosa-dosanya terus menerus bertambah bila tidak menutup auratnya.


Anda bisa bayangkan berapa banyak dosa seorang wanita -katakanlah misalnya yang berusia 30 tahun- padahal dia sudah mulai usia 12 tahun mulai mendapatkan haidh pertamanya. Berarti selama 18 tahun secara terus menerus dia dicatat oleh malaikat sebagai pelaku dosa besar. Dan dosa besar itu dilakukannya setiap hari :no: Maka wajar bila dahulu Rasulullah SAW ketika diajak melihat ke neraka, beliau dapati isinya kebanyakan perempuan. Boleh jadi barangkali salah satu masalah utama penyebabnya adalah masalah tidak menutup auratnya. Padahal perintah menutup aurat bagi seorang wanita sudah sangat tegas, jelas dan tidak ada seorang pun yang menentangnya, kecuali orang munafik atau orang sesat.


Perhatikan firman Allah SWT berikut ini: Katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, ..." (Qs. An-Nuur: 31) Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs. Al-Ahzab: 59)


Memang seharusnya bila sudah menutup aurat, perilaku dan akhlak seorang wanita harus sesuai dengan ajaran Islam. Dan semua itu pasti membutuhkan proses yang wajar. Tapi janganlah proses itu dijadikan syarat untuk kewajiban menutup aurat. Jangan sampai ada orang yang beranggapan bahwa memakai jilbab itu tidak wajib kecuali bila akhlaknya sudah baik. Atau bila sudah baik agamanya lahir batin. Sebenarnya hal seperti ini adalah sebuah upaya untuk lari dari kewajiban. Sebab bila menggunakan logika demikian, nanti bakalannya semua kewajiban agama menjadi tidak perlu dikerjakan bila keagamaan seseorang belum baik lahir batin. Salah satu contohnya adalah ibadah shalat yang wajib.


Bukankah shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar? Lalu ada orang sesat akan berkata, kalau belum bisa meninggalkan perbuatan keji dan mungkar, sebaiknya tidak usah shalat agar shalatnya tidak sia-sia. Tentu pemikiran seperti ini hanya datang dari syetan yang terlalu pandai untuk membengkokkan logika berpikir manusia. Yang benar adalah justru kalau tidak shalat maka agamanya semakin tidak benar. Dan justru kalau tidak pakai jilbab maka agamanya akan semakin tidak jelas Sebaiknya kita jangan terlalu mudah termakan tipu daya setan yang kadang menjelma di dalam pembicaraan kita. segala sesuatunya, kalau belum pernah dicoba akan terasa berat sekali, apalagi dalam hal kebaikan, percaya deh... klo anti mau melakukannya (memakai jilbab), insya Allah banyak manfaatnya. Bahkan jilbab itu sendiri..memiliki pesona khas yang sangat istimewa dibandingketika anti tidak mengenakan jilbab.


Sekarang bandingkan deh.. dengan teman anti yang tidak berjilbab, pasti dalam hati kita.. akan merasa lebih sejuk berteman dengan teman yang berjilbab. Yang jelas..tidak akan pernah rugi, klo anti mau mengenakan jilbab. Jangan pernah ada keraguan dalam hati Buat saudariku yang ingin memegang teguh syariat Allah (Memakai Jilbab). jangan ragu lagi, teruskan niatmu tuk menunjukkan bahwa anti adalah wanita muslimah yang sholihah. Yakinlah! ketika kita dijalan yang benar pertolongan Allah akan selalu mengiringi setiap langkah kita Semoga kita bisa tetap istiqomah ya Wallahu a'lamu bish-showab.


Wassalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

1 comment:

Anonymous said...

maria,so impressive.keep istiqomah n may Allah bless u